Rabu, 13 April 2011

Hanya mimpi

Saya merasa ada yang tidak beres. Semua ini berjalan sepertinya jalan ditempat saja. Tak ada keinginan untuk berlanjut, apalagi menentukan tujuannya. Seperti kereta yang tanpa arah. Situasi ini yang membuat saya jadi tak menentu. Sebenarnya rasa sedih atau rasa jatuh cinta yang saya rasakan?
Apa harus saya seudahi semua ini? Kenapa tak sudahi saja semuanya sebelum rasa itu mengakar dihati, dan akhirnya akan sulit untuk digugah, apalagi dihapuskan.
Yang saya takuti sekarang hanyalah cinta sendiri, cinta pada bayangan yang sampai kapanpun tak akan pernah bertemu. Karena memilikimu hanya ada dalam mimpiku saja. Tak lebih.

Minggu, 10 April 2011

Life is never flat

Seperti pepatah itu, hidup memang tidak selalu datar. Ada saja kejutan-kejutan disetiap perjalanannya. Tetapi harus saya rasakan untuk yang kedua kalinya. Ya, hal ini bukan yang pertama terjadi dalam hidup saya. Saya tidak pernah menyakiti hati orang lain dengan mengambil paksa apa yang dimilikinya. Dan saya sangat berharap tidak ada yang ketiga kalinya. Ataukah harapan besar kan timbul suatu tanggung jawab yang besar pula. Semuanya sekarang sirna, hilang, bak air bah yang menyapu bersih semuanya tanpa sisa. Hanya menyisakan tangisan dan harapan-harapan yang berantakan seperti puing-puing rumah tua yang sudah tak dicintai penghuninya lagi. Saya tak punya apa-apa lagi sekarang, semua sirna. Kulihat semuanya terasa berubah dan dengan sedikit kesunyian saja semuanya seakan terulang kembali. Sangat sesak rasanya. Bagaikan beribu gas karbon yang dijejalkan keparu -paru saya. Sulit bernafas rasanya. Kulihat kedua orang tua saya yang mungkin juga lebih sesak dari dada saya sekarang. Terutama ibu saya, bertatap dengan muka saya dengan senyuman tulus dari bibirnya sembari tangannya bertumpuan dengan rambut basah saya karena peluh dan air mata yang rasanya sangat sulit saya bendung waktu itu. Saya harap saya bisa melewati semua ini dengan baik, semoga seluruh keluarga saya bisa menerimanya dengan lapang dada. Hanya barang fisik saja yang hilang, bukan nyawa apalagi raga ini. Dan sayapun dapat mengembalikan ini semua dengan kedua tangan saya yang saya miliki ini. Saya sangat memohon pentunjukmu ya Allah.
Setidaknya lewat kejadian ini saya bisa berfikir kalau itu semua bukanlah apa-apa. Hanya titipan darinya.
Dibalik itu semua, saya masih punya dua harta yang sangat berharga. Teman dan keluarga. Hanya kedua itu yang saya miliki sekarang. Dan saya yakin kedua harta itu tidak akan pernah bisa diambil dengan paksa kecuali dengan kehendak-Nya untuk kenirwana sana. Lagi-lagi pelajaran tingkat dewalah yang harus saya kecap. IKHLAS!

Jumat, 08 April 2011

Ini yang disebut harapan

Aku telah menemukan tanpa harus tahu apa yang telah hilang. Aku telah menemukan tanpa harus tahu apa yang telah selama ini aku cari. Inikah yang disebut dengan harapan? Harapan baru tentunya. Seperti tanaman tandus dipadang rimba yang mengharapkan guyuran hujan dari yang kuasa agar tak mati rasa, apalagi mati kehidupan. Apakah aku yang terlalu berlebihan? Aku sangat berharap ini adalah pelabuhan hatiku yang siap kuhujamkan jangkarku agar berpaut dengan dasar laut yang telah lama dirindukan oleh sang jangkar itu. Hanya satu yang aku ingini, Semoga ini bukan harapan semu dan kosong lagi. Karena aku tak tahu lagi harus berbuat sedemikian rupa apa lagi agar kudapatkan yang aku ingini. Jangan pernah hilang lagi, dan bila ingin hilang, bawa seluruh rasa ini terbang bersama dirimu dan biar kesangsian malam dan butiran embun serta kesesakan dunia yang membuatnya tiada.

Minggu, 03 April 2011

Pemenang dan Pelajar Kehidupan itu...











"Inilah pemenang dan pelajar kehidupan itu. Berjuta langkah yakin mereka dan berjuta senyuman yang menghias mentari terik hari itu, seakan memohon kepadanya sebuah niat tulus yang terurai dari jemari mereka. Melawan kesangsian senja yang ingin cepat menggantikannya menjadi malam. Tetaplah menjadi seseorang yang terus belajar dari kehidupan kawan. Tetaplah menjadi sesorang yang sesungguhnya bukan seonggok daging yang tersaji indah diprasmanan dan seekor bunglon dengan berbagai warna indah yang sesungguhnya kelabu"

Sabtu, 02 April 2011

Ingatkah ini kawan???




Ingat tidak tentang Fatahillah September 2010? Kita bukan hanya berlima belas, tetapi kita bertujuh puluh delapan kawan!

Tentang hari ini

Ini semua bukan cerita tentang aku, kamu, dirinya. Ini semua cerita tentang kita!
Kita diantara deburan debu dan pancaran mentari yang sengat. Dengan berjuta langkah kaki kecil dan dengan berjuta harapan tentang dunia. Seakan semua rasa letih, pegal, kantuk telah kita kesampingkan dan bersatu menjadi suatu asa yang sangat berharga didepan mata. Setidaknya kita menjadi pemenang. Pemenang dalam diri kita sendiri. Yang berani melawan rasa malas dan malu dibandingkan yang lain hanya bisa berharap dan bertahta dengan megahnya disingasana emasnya. Ilmu yang kita dapatkan juga bukan hanya tentang pelajaran. Kita belajar tentang hidup. Kita belajar tentang yang namanya persahabatan. Tak seperti mereka yang hanya menelan mentah-mentah makna dari semua keeksakan yang dijejali oleh dosen universitas. Kita belajar tentang semuanya yang tak kita dapatkan dibangku itu. Hanya dengan bangku jalananlah kita belajar semuanya. Menulis semuanya diatas teriknya mentari dengan debu jalanan yang agak menyesakkan pernafasan. Kita pemenang kawan, kitalah yang belajar sesungguhnya. Bukan hanya menghabiskan uang untuk membayar bangku kuliah saja, tapi kita membayar dengan keringat, tenaga, daya dan upaya untuk pelajaran hidup kita kawan. Setidaknya kita lebih mengerti sedikit tentang hidup. Bukan menjadi orang yang mencintai kediamannya hanya untuk sesuatu yang sangat menjadi kebanggaan bagi dirinya. Tetapi menjadi orang yang mencintai kediamannya dengan sangat tulus dengan keringat dan tenaga. Dengan tangis, tawa, dan kebersamaan. Dan menjadi orang yang bukan hanya berguna dan membanggakan diri sendiri, tetapi juga orang lain.

Untuk yang terbaik: Melati Salamatunnisa, Wilyanti Angelina, Faisal Azhar, Retno Herny Rahayu, Dwi Ardini Pratiwi, Gustim Prima Aditya, Laras Sekar Aristi, Debby Dyah Septiorini, Azaria Desfiani, Qori Purnamasari, Usha Widya, Windy Pujiatmiko, Nuriza Ratno Saputra.


Jumat, 01 April 2011

Takdir, Tentang Dunia ini

Semakin banyak manusia yang tak mensyukuri nikmat dari-Nya. Masih saja mencari sesuatu yang semu, yang sulit. Kenapa tak jalani saja apa yang ada didepan mata? Kenapa tak syukuri saja apa yang ada?
Tuhan tidak akan memberikan sesuatu kepada umatnya tanpa satu tujuan. Percaya saja pada jalannya, kehendaknya. Tuhan tahu mana yang baik untuk kita. Dikediaman kita berada sesungguhnya sudah terurai jalan nan indah, hanya saja kita kurang mengetahuinya. Kebanyakan dari kita hanya tersilaukan oleh jalan lain yang lebih indah dan berkilauan diseberang sana. Cobalah untuk mencintai kediaman kita sendiri. Maka kita akan temukan emas dari kediaman itu.