Mengapa kita harus saling menyakiti? Padahal Tuhan menciptakan kita dengan kasih sayang. Kasih sayang yang dituturkan-Nya lewat sabda dan keberadaan makhluk bumi ini, baik yang mati maupun yang hidup. Bersama dengan selarasnya gerak bumi dan langit yang tak boleh bersatu dikedua sisinya.
Kenapa tak jalankan saja tulisan-Nya dengan cinta? Kedamaian. Dan air terjun. Bukan mengitari hari dengan api dan badai panas. Memusingkan kulit kepala dan terjangkit radiasinya. Hidup lebih indah dengan menyayangi. Memahami kekurangan dan menjadikan perbedaan itu menjadi sesuatu yang memang harus dipersatukan. Menutupi segala kekurangan yang ada. Menyeimbangkan apa yang lebih. Membuat tawa lebih membahana diseluruh penjuru celah bumi ini. Membuat tangis dan amarah hanya menjadi selingan warna didalam bibir supaya tak terlalu letih untuk menarik simetris senyum. Mungkin awalnya semua ini tentang mimpi. Setiap makhluk memiliki mimpi. Mimpi yang mendefinisikan makhluk jenis apa kita. Mimpi yang menjadikannya indah ketika menjadi sesuatu yang nyata.
Lewat mimpi itu menghalalkan segala jalan walaupun harus saling menyakiti. Bahkan membunuh sesamanyapun menjadi sesuatu yang lumrah dan diterima. Teringat bahwa bukannya ada jalan lain dengan kita saling merangkul? Membuat mimpi tersebut bersama. Tidak bersinggungan. Saling berdiri diatas kaki yang sama. Menjadi penopang ketika sekawan tertatih diatas kakinya atau bahkan tak bisa berdiri lagi. Menjadikan suatu wacana ingin membentuk bumi ini menjadi satu kerajaan yang dipenuhi dengan cinta dan kasih sayang. Tanpa kemunafikan menjadi landasan utama hidupnya. Menjadikan tawa itu menjadi sesuatu yang wajib untuk dilakukan dan tangis amarah itu menjadi sesuatu yang dimakruhkan. Memohon pada Tuhan bahwa bumi ini selaras hanya dengan kasih sayang dan bukan pengkhianatan.
Jumat, 16 Desember 2011
Kamis, 01 Desember 2011
Doa Seorang Hawa
Aku ingin menjadi yang halal bagimu
Yang kau kecup keningnya
Yang kau hapus airmatanya
Menjadi benalu untuk hidupmu
Yang tak bisa hidup tanpa sandaranmu
Menjadi penghias malam
Selimut untuk tidur panjang setelah mengarungi hari
Cahaya mentari yang sejukkan pagimu dengan rinai
Doa yang selalu tercurah dari mulut hawa yang lugu
Yang tak pernah dihiraukan sedikitpun oleh sang adam
Hanya ingin menjadi yang satu
Seperti dingin yang selalu memeluk malam
Dan hangat yang selalu beriringan dengan pagi itu.
Yang kau kecup keningnya
Yang kau hapus airmatanya
Menjadi benalu untuk hidupmu
Yang tak bisa hidup tanpa sandaranmu
Menjadi penghias malam
Selimut untuk tidur panjang setelah mengarungi hari
Cahaya mentari yang sejukkan pagimu dengan rinai
Doa yang selalu tercurah dari mulut hawa yang lugu
Yang tak pernah dihiraukan sedikitpun oleh sang adam
Hanya ingin menjadi yang satu
Seperti dingin yang selalu memeluk malam
Dan hangat yang selalu beriringan dengan pagi itu.
Langganan:
Postingan (Atom)