Cerita ini hampir mirip cerita sebelumnya pernah saya tuliskan dalan blog ini. Damn, ya inisialnya "D" juga. Saya tak tahu apakah saya yang bodoh atau memang ini sudah kehendak dari-Nya. Saya kenal denganya tidak lebih dari satu bulan, mungkin hanya beberapa minggu saja. Tapi apakah salah kalau rasa itu ada sekarang?
Ya, itulah yang saya rasakan sekarang. Saya jatuh cinta dengannya. Tapi, sayangnya dia tidak merasakan hal yang sama dengan saya. Saya teringat satu pepatah "Cinta itu tersirat, bukan tersurat". Saat ini saya setuju dengan pepatah tersebut. Saya suka dirinya, cara bicaranya, cara menatap saya, cara menggenggam tangan saya. Tapi, apa artinya semua itu? Kosong! Tak ada maksud lain mungkin selain berteman, atau sekedar kenal saja. Walaupun saya berharap lebih padanya. Apa yang bisa saya perbuat? Saya bukan seorang anak raja yang bisa mengatur semuanya. Saya pun juga bukan seorang primadona yang setiap orang akan sejenak berhenti dari aktifitasnya dan memerhatikan saya ketika lewat dihadapan mereka.
Yang bisa saya lakukan sekarang hanyalah, Melupakannya! Yaah itulah yang mampu saya lakukan. Lagi-lagi hanya itu yang dapat saya lakukan selain menunggu. Tertatih? Jelas! Saya juga manusia, bukan dewa atau Albus Dumbledor di Film Harry Potter yang tinggal mengarahkan tongkatnya kekepala dan hilang begitu saja segala memori yang ingin dilupakannya. Melupakan itu ternyata memang benar lebih sulit daripada mencintai seseorang. Setiap saya mencoba untuk melupakannya tubuh saya seolah lemah, seperti dikalahkan oleh kenangan. Kenangan tentang senyumnya, tangannya, dan segala macam partikel dari tubuhnya yang ada dipikiran dan hati ini.
Seandainya dia tahu seberapa dalam saya mengaguminya walau dalam waktu singkat ini. Ya, saya sangat ingin dia tahu. Tuhan, tolong saya! Buatlah agar dia tahu perasaan ini. Tak kuat saya menganggungnya sendiri. Tangan saya hanya dua. Saya butuh tangannya untuk ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar