Pada detik jarum jam yang menggelendotiku pada tempat yang gersang ini aku mengamati satu hal. Satu hal yang entah ini salahku, salahmu, salah kita, salah kalian, salah mereka, atau salah kami. Suatu fenomena yang membuat saya sangat terusik. Membuat saya gerah untuk mengutarakannya pasa seluruh jagat raya. Entah duniaku yang berbeda atau saya yang aneh. Pada tulisan ini saya tidak akan menceritakan fenomena itu dan menghakimi ini salah siapa. Aku hanya ingin memberitahu satu hal:
Aku, Kamu, Kita, Kalian, Mereka, Kami, Semuanya adalah pengamat. Pengamat yang mempunyai tujuan, entah itu baik atau buruk. Pengamat untuk satu sama lain, saling berefleksi satu sama lain. Aku akan melihat dirimu dalam diriku, diri kita dalam diri mereka, diri kalian dalam diri kami. Pengamat yang mempunyai cara masing-masing dalam mengamati suatu hal atau apapun di dunia ini. Tujuan akhirnya hanya dua: Membenci dan menerima. Jika kamu, kita, kalian, mereka, kami sudah mengambil peran untuk membenci, berarti tugasku hanya menerima. Sederhana bukan? Aku tidak pernah memaksa siapapun untuk menerima saya. Silahkan saja membenci. Setiap saya membuka mata pada saat bangun tidur bukan untuk menekan siapapun untuk menerima saya. Saya hanya hidup pada satu titian jalan yang menurut saya benar. Entah saya hidup di satu dunia yang kecil sempit, sedangkan kalian hidup di dunia yang indah dan megah atau justru kebalikannya. Yang saya tahu hanya satu, saya bebas menari-nari dan berjingkrakan di dalamnya. Ini adalah taman bermain saya, bukan neraka yang kalian bangun sendiri. Taman yang dibangun dengan ledakan kembang api yang berwarna-warni, bukan dengan tembok tua yang lusuh. Silahkan ambil peran dan rasakan dunia ini, terserah mau memberi arti atau membenci.
SEMUA ADALAH PENGAMAT. PENGAMAT UNTUK SATU SAMA LAIN, PUNYA CARANYA MASING-MASING, TUJUANNYA BAIK ATAU BURUK YANG PADA AKHIRNYA HANYA ADA MEMBENCI DAN MENERIMA TERGANTUNG PADA KEPENTINGAN MASING-MASING. (STYPRUTANTO)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar