Kamis, 03 Januari 2013
Anyer, Tahun Baru 2013
Neptunus,
Aku masih belum percaya aku telah bisa mengunjungi markasmu akhir tahun lalu. Berkat dua orang teman yang meyakinkan jalanku untuk bertemu denganmu, nus. Sama seperti tahun-tahun yang lalu. Aku masih sendiri. Belum diberi kesempatan untuk merasakan pergantian tahun ini berdua. Entah dengan siapa. Sekarang aku masih mencari pelabuhanku, nus. Belum bisa kulihat mercusuarnya. Masih tertutup awan. Aku masih pekat dengan asinnya air laut.
Nus, aku bahagia bisa melarungkan perahu kertasku tengah laut. Tepat didepan gerbang megahmu. Kulepaskan semua cerita tentang kesatria dalam lautmu. Sudah kulepas dirinya. Tak lagi aku kekang dalam bifurkasi imajiku. Sembari kudoakan agar kau bebas menari dalam hidup depanmu. Tidak lagi mengharap kenangan busuk yang bakterinya membuat kau juga ikut membusuk dengan aromanya. Doaku juga semoga tak ada tangis lagi dalam harapmu.
Nus, disisi lain aku punya pengharapan dalam kunjunganku kemarkasmu. Setiap kulihat riak ombak yang gembira itu aku selalu memohon pada Tuhan dan padamu. Beri aku pelabuhan untukku berlabuh. Kemanapun itu. Sudah lelah aku pekat dengan biru dan asin yang membuat tubuhku amis bagai ikan laut. Pelabuhanku yang satu kini sudah jauh. Tak jadi kuhujamkan jangkarku disana. Terlalu sulit aku mengerti sistem perdagangannya. Pelabuhanku yang satu lagi juga semakin kabur kulihat. Seakan tak ingin kusinggahi keberadaannya. Dan kini aku semakin tak mengerti kisah ini. Tak ada gambaran untuk aku bisa menebak akhirnya. Hanya penilai hati itulah yang mampu menemukan jawabannya.
Nus, sekarang sudah 2013. Selamat tahun baru untukmu. Semoga aku bisa mengunjungimu lagi nanti. Malam itu, pergantian tahun. Masih digerbangmu yang megah. Ditemani pekat malam, sedikit gerimis, riak ombak yang seakan ikut bergemuruh menyambut tahun yang baru, dan ledakan-ledakan kembang api yang cukup membangunkanku dari tidur ayamku. Aku ingin berteriak. Sekencang-kencangnya. Aku siap berlabuh. Aku cinta padanya. Satu-satunya pelabuhanku, yang masih tertutup awan. Menjadikanku ingin menangis dan memeluk riak ombak yang memeluk tubuhku bersama malam. Berharap ditengah kegembiraan. Tak berhenti otak ini memutar tentangmu. Menyebutkan namamu. Selain dalam hati juga kuucapkan selamat tahun baru untuk keluargaku dan semesta ini. Menjadikan diri sepi ditengah ramai euforia malam tahun baru. 2013 tahun baru untuk aku masih melanjutkan pelayaranku menuju pelabuhan yang tepat. Selamat tahun baru semesta!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar