Ini tentang kisahku. Bila kau muak dengan drama-drama dalam halaman ini tombol berlambang X masih tersedia untuk kau.
Kurangkai kata demi kata di atas kendaraanku dengan segala ornamen malam yang menggelendotiku dan menghantam kendaraanku di segala arah. Angin malam dingin yang selalu membuatku candu untuk memeluknya. Lampu jalan remang yang tak pernah lelah merefleksikan kenangan di setiap pancarannya. Jalan sepi tanpa hiruk pikuk ekonomi kota Jakarta pagi hingga petang yang ingin sekali kurasakan dan kucumbu dinginnya. Dibumbui dengan sedikit gerimis yang mampu menggigilkan hati. Menjadikan suasana ini sangat sempurna.
Aku termenung. Ingatku bahwa selama ini aku terjebak dalam wangi maskulin sang Adam. Jenis makhluk ini yang mampu menghisap seluruh cadangan libidoku. Mampu menghilangkan dahagaku akan sebuah penghilang dahaga bernama cinta, tak jarang aku juga dibuat mabuk olehnya. Makhluk yang aku kagumi dari setiap lekuk kemeja yang membentuk dadanya, yang mampu membuat mata lupa akan kedipnya dan senyum selalu hadir terpanggil disetiap ujung bibirku kala kukagumi pada setiap jahitan celananya. Membawaku pada imaji gila yang seharusnya tak ada, hangat jika ada di dekapnya. Ya, hanya itu yang aku kenali sekarang. Bukan lagi melulu tentang kecantikan dan kelembutan. Aku tergila-gila pada makhluk jenis itu. Aku suka aroma maskulin itu, bukan lagi tentang wangi manis.
Jangan salahkan Adam, jangan salahkan Tuhan, jangan salahkan keadaan, apalagi jangan salahkan aku. Jahat juga bila kau salahkan Bunda. Yang Bunda tahu hanya pernah mengandung berkah bukan salah. Aku yang kini terjebak dalam pesona sang Adam. Banyak jenis makhluk ini yang sudah kutemui di hidupku. Bisa membuatku sepi, menangis. Kadang bisa membuatku tertawa dan menjadi manusia paling tinggi derajatnya dalam hidupnya. Sering memberi warna dalam hidupku. Merah, jingga, biru, bahkan kelabu. Sama sekali tak membuatku membenci makhluk jenis ini, atau setidaknya membuatku menjadi netral. Justru semakin memacuku kedalam pencarian untuk menemukan satu yang mampu memelukku dengan kedua tangannya yang sarat dengan otot. Menjadikanku esa dirongga hatinya. Dekapan hangat dengan aromaterapi maskulin yang memabukkan diriku. Aku tergila-gila padamu Adam, tapi entah Adam yang mana!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar