Saya benci fase kehidupan yang satu ini: Jatuh cinta. Kalau ditela'ah yang namanya jatuh itu pasti sakit. Ya memang sakit tapi didalam peraga yang berbeda.
Jatuh cinta membuat saya jadi tidak bisa berfikir jernih. Kadang. Selalu ada fikiran takut kehilangan. Sisi anatomi egois saya muncul menyeruak. Membuat saya ingin selalu menjadi pemilik tunggalnya. Tanpa saya fikirkan bahwa dia juga punya kehidupan, dan yang terpenting dia adalah kepunyaan sang pencipta.
Jatuh cinta membuat saya jadi tidak fokus dalam menyelesaikan urusan saya. Terbagi dua. Bercabang seperti rambut diiklan pencuci rambut. Tidak tenang. Bayang-bayangnya selalu menari-nari. Mengitari setiap jaringan dan sel-sel otak saya.
Jatuh cinta membuat saya seperti orang idiot. Menunggu telepon genggam saya berbunyi, entah itu bunyi pesan singkat maupun panggilan suara. Tak jarang saya selalu berteriak didepan layarnya seperti memerintahkan seorang bayi untuk menangis. Aaaah saya benci menunggu. Benci sekali.
Jatuh cinta membuat saya menjadi gila. Sering tersenyum. Ini yang dinamakan rindu? Aaah kata orang rindu itu indah. Dimana letak keindahannya? Membuat saya hanya semakin tolol. Saya benci rindu, kangen atau apalah itu namanya. Saya benci kangen sama kamu.
Saya benci tidak berhenti memikirkanmu.
Saya benci menunggu pesan singkat ataupun panggilan suaramu.
Saya benci kangen sama kamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar