Minggu, 09 Desember 2012

Dia, yang sedang singgah

Neptunus,

Aku diberi kesempatan untuk jatuh cinta lagi dengan seorang Adam. Seorang yang tak tahu dari mana asalnya. Seorang yang sedikit membuatku tercekat belakang ini. Tercekat dengan semua kata-kata manisnya. Yang kutahu kata-kata manis itu pula yang nantinya akan menghujam jantungku dengan cairan diabetes yang mematikan nadiku. Membuatku kembali terpenjara dalam menara tuaku sendiri. Kata manis itu seakan mencandu hidupku, tak bisa lagi aku hidup tanpa canduku. Adam itu yang memberiku celah untuk aku bisa bernafas lagi. Membuatku kembali membuka awan dan melihat matahari yang mengintip malu-malu diujung jendela cakrawalaku. Siapakah kau? Akankah kau hanya singgah dalam waktu yang singkat?

Neptunus, aku tetap menjaga hatiku. Membelenggunya agar tidak terlalu agresif dengan hadirnya adam itu. Menjaganya dari kerapuhan. Kalau-kalau dia hanya ingin singgah untuk beristirahat, bukan untuk mewarnai menara tuaku. Kalau-kalau dia hanya ingin membuaiku sesaat dan membuatku sedikit bisa mencicipi warna lagi. Dia begitu rupawan dimataku. Dia berhiaskan semua yang aku mau. Tak sanggup aku berpaling dari kilauannya.

Neptunus, akankah doaku akan terjawab dan perahu kertasku akan berlabuh? Akankah menaraku akan kembali bersinar dan berwarna seperti saat kesatria itu masih sudi mendiaminya. Akankah perahu kertasku akan menemukan pelabuhannya. Hanya kau wahai adamku yang punya jawabannya. Jika memang kita sudah ada didalam rencana-Nya maka aku siap mengkisahkan kisahmu mulai sekarang. Dan apabila memang kita tidak tertulis dalam rencana-Nya, maka pergilah. Aku tidak akan memasung kedua kakimu disini. Aku cinta merdeka, dan takkan kubiarkan kau terbelenggu dimenara tua ini. Raihlah apa yang ingin kau raih. Dan pegang satu kalimat dariku: Aku bisa merasakan jatuh cinta lagi. Dan itu berkat kau!

1 komentar:

  1. perahunya kenapa mau buru2 berlabih sih? berlayar aja terus keliling dunia.

    BalasHapus