Jumat, 11 Maret 2011

Ketika malam menyapa

Kututup kelabu malam ini dengan cerita gundah dalam hati.
Kubuka kembali hari ini dengan kenangan, setidaknya itu pernah memebuat diri berharga.
Ketika berjelaga saja hanya berdiam dan ditemani dentuman melodi merintih dan dengan tumpukan serat daun yang mereka sebut kertas.
Tumpukan deadline!
Tumpukan urusan!
Tumpukan cerita tentang teori-teori kehidupan!
Otakku pun tak mampu memilah rasa apa yang singgah dihati ini.
Ketika hati yang mengambil langkah untuk bercerita, adakah yang mampu menahannya?
Ketika mata sudah tak lagi ringan untuk dipejamkan.
Saat mendengar barisan-barisan kata melodi saja semua terasa kembali berputar seperti dulu. Sayangnya tidak seindah dulu. Sayangnya semua berakhir. Dengan seribu kekuatan dan daya upaya melepaskan setidaknya cerita itu dulu pernah ada.
Cerita dimana malam yang menusuk jantungpun tak terasa. Cerita dimana ketika hati yang berbicara dan mendominasi semua. Cerita dimana pengapnya dunia inipun terasa indah dan segar. Cerita yang akan menutupi perih hati atas nama pengkhianatan. Cerita tentang jalan maaf dan kembali. Cerita dimana panjang likunya jalanan dan perihnya tersungkur terasa nikmat. Cerita dimana semuanya merah muda dan penuh bunga. Tak ada kelabu, apalagi hitam. Sekali lagi, sayangnya cerita itu sudah usai. Sekarang hanya cerita tentang ikhlaslah yang dikecap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar