Jumat, 25 Maret 2011

Ku mengadah, kau menoleh

Setiap ku melihatmu
Ku terasa di hati
Kau punya segalanya
Yang aku impikan

Dan anganku tak henti
Bersajak tentang bayangmu
Walau kutahu
Kau tak pernah anggapku ada

Ku tak bisa menggapaimu
Takkan pernah bisa
Walau sudah letih
Aku tak mungkin lepas lagi
Kau hanya mimpi bagiku
Tak untuk jadi nyata
Dan sgala rasa buatmu
Harus padam dan berakhir

Kan selalu
Ku rasa hadirmu
Antara ada dan tiada

Setiapku melihatmu, sekedar berharap bahwa hati ini dapat kau sambut hangat. Jangankan menyambutnya, sekedar untuk memberi celah saja tidak. Apakah aku terlalu kelewatan mengaharap dirimu? Disaat semua terasa beban dan sangat kecil kemungkinan untuk bisa bersamamu. Hanya mengikhlaskanlah yang bisa kulakukan sekarang dan hanya ikhlaslah yang lagi lagi harus kukecap dan kudendangkan lirih dihati ini. Membakar segala rasa dan kelimpungan dihati ini dengan seluruh daya upaya yang ada dalam raga. Menghapus bayang serta jejakmu dihati ini. Salahku bila mengagumimu? Salahku bila aku tak sempurna dan kau terlalu sempurna untukku? Salahku bila kau sebuah apel dan aku separuh sisanya? Bukan mauku untuk jadi seperti ini. Bukan mauku pula untuk berkisah tidak layaknya seperti cerita cinta film romantis. Ini hidup, bukan film cinta dengan segala kemudahannya. Bersua kemudian bersama. Hidup tak akan semudah itu. Tak dengan bersua dengan rangkaian sua berikutnya hati seseorang dapat terikat satu sama lain. Dan akhirnya bersama. Dalam hidup bahkan bersua pertama kalinya saja bisa jadi untuk yang terakhir kalinya. Ini hidup, nyata. Tidak seperti cerita film!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar