Rabu, 04 Juli 2012

Jakarta

Jakarta, malam ini kamu ulang tahun ya? Selamat ulang tahun untukmu yang ke485 tahun ya. Semoga kamu makin menjadi kota yang nyaman bagi penguasa-penguasamu. Jadi kota yang kuat untuk terus menggendong piranti-piranti penguasa itu. Makin kuat merasakan atmosfer pergerakan-pergerakan kecil sampai yang besar dalam tubuhmu. Aku yakin kamu pasti lelah. Menjadi saksi bisu berbagai rentetan peristiwa. Menjadi saksi akan semua topeng dan kebusukan yang semakin meradang dijaman ini. Kadang juga menjadi saksi untuk berbagai keindahan dan kemanisan yang bergentayangan didalam garis waktumu. Dimana yang setia padamu hanya pagi dan senja. Kedua utusan titah Tuhan itulah yang bergantian menjagamu. Bergantian tak mau kalah menemani garis waktumu hingga hari ini.

Jakarta, dimalam ini dimana kau berulang tahun. Disaat semua penguasamu memberikan hujatan selamat yang bertubi-tubi padamu. Diselingi dengan berbagai pengharapan indah, perspektif hal baik untukmu kedepannya nanti. Aku ada disini dengan lidah kelu. Bukan melulu untuk mengungkapkan cinta. Tapi untuk mengungkapkan apa yang kurasa. Entah, aku tak mampu mengungkapkannya. Berbagai kata, frasa, gramatikal, dan semua ilmu tentang bahasa itu seakan hilang dari bumi ini. Membuatku sekejap menjadi tuna wicara yang dungu. Jakarta, ingatkanlah dirinya lewat sudut-sudut tuamu. Temanilah dirinya lewat angin-angin dan deru-deru dirimu. Dan yang terpenting sampaikanlah kata-kata kelu ini: Aku ingin bersamamu!

Menikmati riuhnya hari jadimu. Menikmati hiasan api langit malam buatan penguasamu yang disebut kembang api. Dan akhirnya merengkuh malam setelah keriuhan itu sudah menjadi malam yang temaram.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar