Senin, 19 Agustus 2013

Adakah ini cinta?

Kutemukan lagi secercah petunjuk cinta pada adam ini. Adam yang tidak kuat sayapnya. Ada luka di sana. Luka yang pernah dibuat insan lain yang menusuk dan merasuk jiwanya. Luka yang belum sembuh. Menunggu untuk kembali bisa terbang bebas, walaupun kau masih sanggup terbang walau tak sebebas dulu. Cerita yang hampir mirip dengan kesatria abad 21-ku dulu. Tapi adam ini tidak terlena dalam sakitnya. Adam ini sedang berjuang. Entah Tuhan mengirimku ini untukmu. Entah Tuhan hanya ingin menjadikanku persinggahan untukku, tapi tidak untuk engkau miliki. Lagi-lagi waktu yang sanggup menjawabnya dan bertahta di atas segalanya.

Apakah ini cinta? Merasuk hingga perih ke dalam jantung. Menghembuskan asmanya di setiap hela nafas yang ku hirup. Terlintas dalam berbagai garis waktu dan dimensi. Berjelaga hingga dalam lelap. Ada di segala penjuru ruangku, bahkan di ujung pelupuk mataku ketika terbuka di pagi hari. Hiruk pikuk dalam fikirku. Ingin selalu di peluknya, sentuhan kulitnya.

Jika iya, izinkan aku memiliki cinta itu. Jangan hanya cahaya yang menyilaukan tapi tak bisa aku genggam. Berikan aku cinta itu bernama, pada satu cahaya purnama.

Senyum itu. Terkutuklah insan yang telah tega menyakiti sayapmu, hingga hanya tinggal getir senyum yang terlukis di wajahmu. Jika saja membunuh insan lain itu bukan hal yang dilarang dalam hukum hidup kita, pasti sudah ku bunuh insan itu. Rasakan pedihnya pedangku menusuk jantungnya. Rasakan perihnya tersayat seperti yang kau sayatkan di sayap adamku. Namun, tak akan ku balas itu dengan pedangku. Tugasku bukan seberani itu. Tugasku sekarang hanyalah menjaga adam yang sakit ini. Melindunginya, memberinya obat untuk luka dan perihnya. Membuktikan kalau aku benar-benar mencintainya, bukan hanya kata-kata pujangga. Sudah ku menangkan taruhan ini, denyut nadi ini setiap detiknya hanya namanya. Taruhan yang tak bisa kuingkari lagi hasilnya. Sudah cukup meradang. Kalau aku berani mengingkarinya entah seberapa radang lagi yang akan menghiasi ruang ini. Satu lagi, menunggu. Menunggu luka itu mengering dan lenyap sehingga kau bisa terbang kepadaku suatu hari nanti.

Izinkan aku yang hanya selangkah di bibir jurangmu, namun terasa jauh untuk masuk ke dalamnya. Entah bagaimana lagi caraku untuk membuat kau percaya bahwa ini bukan main-main. Cinta ini nyata. Dan lewat aku Tuhan membuktikan bahwa kau berharga. Bahwa kau berhak merasakan cinta yang baik. Baca hatiku, andai saja kau sudi, rasakan nadiku. Rasakan setiap nafas yang hanya ada asmamu di sana. Rasakan setiap gerak yang kulakukan hanya untuk kau. Genggam tanganku, isi sela jariku dan rasakan aliran api cinta yang berkobar ini hanya untukmu. Ya, untukmu saja.

“Dan kamu hanya perlu terima dan tak harus memahami, dan tak harus berfikir. Hanya perlu mengerti aku bernafas untukmu. Jadi tetaplah disini dan mulai menerimaku.” (Noah ft Momo Geisha –Cobalah Mengerti)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar