Jumat, 10 Juni 2011

DUNIA

Ketika kubuka pagi ini dengan sebekal harapan menyambut pagi. Ku lihat sekelilingku terbang lepas dengan sepasang sayap indah dan menawan. Kulihat mereka dengan kantong-kantong emas disangkarnya. Sementara aku? Untuk terbang saja aku tak punya cukup sayap untuk itu, dan untuk mendapatkan kantong-kantong emaspun aku harus mencari ribuan celah atau bahkan aku harus menggali. Sedalam apa aku harus menggali? Seakan dengan tangan mungil ini hanya mampu menggali tak lebih dari sejengkal jari manismu. Tapi setidaknya aku normal, aku ingin bahagia. Siapa yang tak ingin menggapai mentari digenggamannya? Kurasa tak ada, mungkin hanya manusia yang dibelenggu nila saja yang buta akan adanya mentari. Untuk insan kecil seperti akupun pasti ingin membahagiakan orang tuanya. Dengan cara apapun pasti semua insan kecil itu ingin melakukan itu. Walau hanya dengan berada disampingnya dan memeluknya dengan hangat sambil menikmati senyumannya, walau hanya setes air hujan dapat menenggelamkan dahaganya. Dan ketika airmata hanya akan menambah bebannya, kutahan walau rasanya seperti menghakimi tenggorokan. Yang kuharapkan hanya doa dari bibir rentanya yang mampu merobohkan kerasnya karang pantai, bahkan mampu mengubah lembutnya kulit menjadi sekeras batu. Aku tak tahu apa yang akan terjadi dengan tabir esok, yang kumau hanya membuatnya bangga dan membuat akhir hidupnya indah sebelum ajal menjemput diri ini ataupun dirinya. Sampai akhirnya kita semua terlelap dalam kenyamanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar