Jumat, 01 Juli 2011

Kediaman

Perasaan siapa yang takkan biru ketika dihadapkan dengan keadaan dimana kita harus meninggalkan kediaman yang kita cintai? Kediaman yang selama sebelas tahun lebih menjadi saksi bisu saya kecap semua perasaan dan semua rasa serta berbagai warna yang mungkin tak saya dapatkan dikediaman lainya. Kediaman dimana didalamnya terdapat sangkar emas yang mampu memeluk diri ini hangat disaat hujan dan yang mampu mengitari diri ini sejuk disaat panas menusuk. Memang tak mudah sebenarnya melepaskan semuanya. Semakin kulepas rasa ini, semakin sesak pula udara yang masuk keparu-paru saya.

Bahkan airmata ini tak mampu mengungkapkan semua ini. Hanya rasa sesak yang mengendap setiap saya berjalan dijalanan yang sebentar lagi tidak akan saya injak lagi dikemudian hari. Hanya air mata tertahan yang hadir disetiap bangku kendaraan umum yang setiap hari setia mengantar saya kemanapun yang saya inginkan.

Sekarang yang saya tahu dan saya yakini hanyalah Tuhan memiliki jalan yang harus secara mau atau tidak mau kita lewati dan tak bisa sedikitpun kita mengingkarinya.

Lepaskanku segenap hati dan jiwamu, tanpa harus ku berdusta
Bahwa ini adanya, cinta yang tak lagi sama
Dan kini ku berharap ku dimengerti, walau sekali saja pelukku~~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar