Senin, 18 Juli 2011

Sebundel ceriita yang tak terkisahkan

Bolehkah menyerah sebelum kalah? Bolehkah mundur tiga langkah untuk sebuah langkah yang sedikitpun belum aku pijak?
Seperti mencari sebuah nila dalam air keruh. Seperti cerita lusuh yang tak pantas untuk dibaca dan diserna isinya. Bahkan tak pantas untuk dibaca prolognya. Sulit dan tak berharga. Jangankan hanya ingin sekedar membuka halaman pertamanya, sekedar untuk menyapu debu diatasnya saja tak ada untuk itu.

Sudah tak bisa dicerna ataupun dirasakan lagi tentang rasa ini. Cerita tentang tulisan ini dan secercah cahaya yang diceritakanpun takkan pernah sejalan. Menjadi sebundel cerita penuh makna. Andai saja penilai hati itu bisa menilai serpihan hati ini yang mencoba utuh kembali dengan semangat yang tersisa dari hela-hela kehidupan. Rasa ini sudah susah lagi untuk diraba. Ketika kau mencoba terbang dengan sebelah sayapmu, namun sebelah sayapmu tak mampu untuk dikepakkan. Apa yang harus dilakukan? Dengan air mata burung setia dalam dongengpun tak mampu menguatkannya. Ketika hanya dengan derasnya kata-kata kau mampu tersenyum untuk berharap dan bangkit diatas kakimu. Ketika dengan hanya sedikit tawa yang keluar dari mulutnya kau mampu sedikit mengecap arti bahagia. Bukalah hatimu dan biarkanlah cerita ini masuk dan mengalir dalam rongga-rongga nafasmu. Yang akan memberikan sebundel cerita yang hanya kaulah yang mengerti maknanya. Cerita yang akan kubagikan hanya untukmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar